Tidak banyak yang kita ketahui tentang masa kecil Yesus. Injil hanya menceritakan kepada kita tentang masa bayi Yesus sampai ia berumur dua belas tahun ketika ia tinggal di bait Allah yang pada akhirnya membuat orang tuanya cemas bukan main. Oleh karena begitu besar keinginan orang-orang untuk tahu masa kecil Yesus, maka orang-orang mulai mereka-reka seperti apa masa kecil/ masa muda Yesus. Akhirnya lahirlah film-film yang menceritakan kisah masa kecil Yesus yang begitu ajaib. Salah satunya adalah film Jesus Superstar. Walaupun tidak mengetahui dengan pasti bagaimana masa kecil Yesus, namun melalui perikop kita hari ini kita mengetahui bahwa Yesus begitu menerima dan menyambut anak-anak.
Dalam tradisi Yahudi seorang anak harus mendapatkan berkat dari rabbi untuk mendapatkan anugerah sepanjang hidupnya. Markus 10:13-16 menceritakan kepada kita tentang orang tua yang membawa anaknya kepada Yesus, Sang Rabbi untuk mendapatkan anugerah/ berkat. Dalam bahasa aslinya, (paidi,a/// paidia) yang dimaksudkan dengan anak disini termasuk juga para bayi. Dalam beberapa tafsiran, kondisi hari saat itu sudah malam, setelah Yesus seharian mengadakan perjalanan dan pengajaran.
Melihat kedatangan orang-orang yang membawa anaknya, murid-murid menegur/ memarahi orang-orang itu karena dalam pandangan mereka hal itu hanya akan merepotkan, mengganggu, dan membuat Yesus semakin letih. Cara pandang Yesus berbeda dengan murid-murid. Yesus menyuruh agar anak-anak itu dibiarkan datang kepada-Nya, bahkan anak-anak ini dijadikan profil orang-orang yang menyambut kerajaan Allah.
Perkataan Yesus ini (ayat 14-15) tidak hanya ditujukan untuk anak-anak itu sendiri, namun juga bagi para murid dan orang-orang yang hadir disana. Sebuah perkataan yang ditujukan untuk merubah pola pikir murid dan orang-orang dalam melihat kerajaan Allah. Ada dua hal yang ditunjukkan Yesus dari anak-anak ini. Pertama, mengenai kedatangan anak-anak ini yang dibawa orang tuanya. Mereka yakin bahwa Yesus adalah sumber berkat dan anugerah. Mereka mempercayai hal itu sehingga kedatangan mereka adalah kedatangan orang-orang yang benar-benar mengaharapkan anugerah dan hidup. Kedatangan mereka tidak untuk sebuah kepentingan lain dengan mengatasnamakan Yesus. Melalui peristiwa ini, Yesus juga ingin menyatakan kemesiasannya, perannya sebagai juru selamat dan sumber hidup kepada banyak orang, termasuk murid-muridnya yang mungkin belum menyadarinya.
Bagian ini merupakan teguran dan kritik keras bagi kita orang-orang percaya saat ini. Mengapa? Jujurlah pada diri kita, apakah kita lebih melihat dan mengutamakan sumber berkat itu ataukah berkat-Nya saja?Berkat dan sumber berkat tidak pernah terpisah. Jika kita hanya merindukan berkat-Nya tapi tidak merindukan sumber berkat itu kita tidak adil (fair play) dalam beriman. Teguran berikutnya bagi kita adalah kecenderungan kita untuk mengatasnamakan Tuhan untuk membela kepentingan kita. Kita mencari pembenaran alkitabiah untuk menutupi kebusukan dan misi terpendam kita. Pendeta-pendeta karbitan menjadi fenomena baru saat ini karena prospek pasar memang menjanjikan. Firman Tuhan dijual dalam kemasan yang begitu menarik layaknya reality show untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya dari jemaat. Kadang bila dipikir, kita tidak lebih jahat dari Yudas kok...
Kedua, karakter anak-anak itu sendiri. Karakter yang ingin ditunjukkan Yesus kepada orang banyak dari anak-anak itu adalah karakter ketidakberdayaan (penyerahan diri penuh), bukan mencari dan memanfaatkan kekuasaan. Karakter ketulusan, kerendahan hati, kekaguman terhadap segala yang dijumpainya. Orang-orang yang memiliki dan menjalankan karakter inilah menurut Yesus dapat menyambut kerajaan Allah. Oleh karena itu, dalam hal kerajaan Allah bukan hanya iman kita yang menentukan, tapi juga bagaimana iman itu benar-benar dapat direfleksikan dalam karakter-karakter kita. Sudahkah iman kita menghasilkan perubahan karakter kita?Orang pertama-tama tidak akan melihat/ mempertanyakan sejauh mana tingkatan iman kita, tapi orang-orang akan melihat karakter anda apakah benar anda orang beriman atau tidak.
Orang akan melihat bagaimana anda memperlakukan atasan atau bawahan di kantor, bagaimana anda berjualan atau belanja di pasar, bagaimana anda menyikapi masalah dan dukacita, bagaimana anda memperlakukan anak-anak dan isteri/ suami anda. Kerendahan hati kita akan diuji ketika kita menjadi pegawai teladan, program yang kita usulkan semua berhasil, usaha kita meraup untung dua kali lipat. Ketulusan kita akan diuji ketika semua usaha, kebaikan, dan pekerjaan kita tidak diterima atau dihargai. Ketaatan kita akan diuji tatkala ada banyak hal di luar Tuhan yang menyediakan kebahagiaan dan sukacita.
Di sekeliling kita banyak anak kecil, bahkan bayi. Di rumah ada, di kantor ada, di gereja ada. Coba buktikan sendiri kualitas karakter yang telah disebutkan di atas. Pernahkah anda melihat seorang anak batita mendendam? Rasanya tidak ada....Hari ini kita banyak belajar dari mereka (anak-anak). Tidak main-main! kita belajar tentang kerajaan Allah dari mereka. Keberadaan anak kecil di tengah kehidupan kita jangan dianggap hal yang menyusahkan dan membebani karena kita bisa belajar banyak hal-hal sederhana dari mereka. Kerajaan Allah mungkin tampak sederhana, tapi yang sederhana itulah yang sulit....Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar